Pusat Penelitian di Australia Mencoba Menemukan Obat Pandemi, Termasuk Mencoba Menemukan Obat HIV

- 5 September 2022, 12:01 WIB
Ilustrasi virus
Ilustrasi virus /Pixabay/geralt/

PR KARANGASEM - Sebuah lembaga penelitian baru yang diluncurkan Australia dengan tujuan mengembangkan sebuah obat yang mampu mengobati penyakit yang disebabkan oleh patogen yang berpotensi menyebabkan pandemi global.

Cumming Global Center for Pandemic Therapeutics, yang berbasis di Melbourne, baru-baru ini membuat serangkaian inisiatif serupa, termasuk dari National Institutes for Health di Amerika Serikat dan Pandemic Antivirus Discovery (PAD), sebuah kelompok yayasan yang dipimpin oleh Bill & Melinda Gates dan mitra lainnya.

Vaksin untuk melindungi COVID 19 dikembangkan dalam waktu singkat, tetapi obat antivirus tersebut membutuhkan waktu lebih lama, dengan yang pertama dibuat dan digunakan hanya di bawah dua tahun setelah COVID-19 ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir 2019.

Baca Juga: Kongo Mencekam, 33 Orang Tewas Dalam Bentrokan

Tim di belakang pusat baru di Australia ingin mempercepat proses itu. Mereka mencap diri mereka sebagai CEPI terapi, mengacu pada Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, kemitraan global tersebut juga yang membantu mendanai pengembangan pesat beberapa vaksin COVID-19.

Cumming Center didukung oleh sumbangan $250 juta ($173,63 juta) dari Geoff Cumming, seorang pengusaha Kanada yang sekarang tinggal di Australia, untuk digunakan selama lebih dari dua dekade. Pusat tersebut pada akhirnya bertujuan untuk mengumpulkan $1,5 miliar, termasuk pendanaan dari pemerintah.

Alih-alih menargetkan penyakit tertentu, Pusat tersebut akan fokus pada platform, yang bertujuan untuk menemukan cara baru dalam mengobati dan pada akhirnya menghentikan virus dari HIV hingga influenza, serta virus corona dan lainnya yang dapat menyebabkan wabah global.

Baca Juga: Mengerikan! Bocah empat tahun membawa senjata ke sekolah di Texas

“Tujuan kami adalah untuk mengembangkan dan berinvestasi dalam teknologi baru yang akan memungkinkan pengembangan terapi anti virus yang jauh lebih cepat seperti bagaimana kami dapat membuat vaksin dengan begitu cepat, dengan mRNA, karena yang kami butuhkan hanyalah urutan target,” kata Sharon Lewin, seorang peneliti HIV dan profesor kedokteran di University of Melbourne, yang akan memimpin Pusat tersebut.***

Editor: Iqbal Aulia

Sumber: Alarabiyanews


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini