Korea Utara Siap Gunakan Nuklir Jika AS dan Sekutu Mengganggu Kedaulatan

- 28 Juli 2022, 13:38 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpidato di sebuah lokakarya khusus untuk para pejabat di bagian panduan kehidupan partai dari departemen organisasi komite partai di semua tingkat Partai Pekerja Korea (WPK) di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis oleh Korea Utara Kantor B
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpidato di sebuah lokakarya khusus untuk para pejabat di bagian panduan kehidupan partai dari departemen organisasi komite partai di semua tingkat Partai Pekerja Korea (WPK) di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis oleh Korea Utara Kantor B /Foto: via REUTERS/KCNA/

PR KARANGASEM - Dalam Pidatonya Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un menegaskan negaranya tak main-main soal potensi penggunaan senjata nuklir sebagai bentuk pertahanan menjaga kedaulatan negara.

Pidato tersebut di sampaikan Presiden Korea Utara tersebut dalam rangka pidato 'hari kemenangan' pada kamis 28 juli waktu setempat.

'Hari Kemenangan' di Korea Utara merupakan seremoni dalam memperingati gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran dalam perang Korea.

"Angkatan bersenjata kami benar-benar siap untuk menanggapi krisis apa pun, dan pencegahan perang nuklir negara kami juga sepenuhnya siap untuk memobilisasi kekuatan absolutnya dengan setia, akurat, dan segera ke misinya," katanya, menurut media pemerintah, dikutip dari Al Jazeera, Kamis 28 Juli 2022.

Baca Juga: Meta Sedang Lesu, Pendapatannya Turun Untuk Pertama Kalinya Dalam Sejarah

Dalam pidatonya, Kim mengatakan Washington melanjutkan "tindakan permusuhan ilegal yang berbahaya" dengan Korea Selatan terhadap negaranya sekitar 70 tahun setelah perang, dan berusaha untuk membenarkan perilakunya dengan "mengutuk" itu.

Korea Utara telah lama menuduh AS melakukan standar ganda atas kegiatan militer dan melakukan dengan apa yang diyakininya sebagai "kebijakan bermusuhan" terhadap Pyongyang.

Pembicaraan denuklirisasi gagal pada 2019 karena keringanan sanksi.

"Tindakan dupleks Amerika Serikat, yang menyesatkan semua tindakan rutin angkatan bersenjata kita sebagai 'provokasi' dan 'ancaman' sambil mengadakan latihan militer bersama skala besar yang secara serius mengancam keamanan kita, secara harfiah adalah perampokan," kata Kim Jong-un.

Halaman:

Editor: Iqbal Aulia

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah