Kisah Pendaki Menjajal Gunung Merapi, Ada Kejadian Mistis?

26 Juli 2022, 00:52 WIB
Kisah cerita Muhammad Ferlie Agustian mendaki gunung Merapi di Jawa Tengah /instagram @mhmmdfrli/

PR KARANGASEM - Gunung Merapi adalah gunung yang terletak di tengah Pulau Jawa, Gunung ini masih menjadi magnet bagi para pendaki.

Pemandangan yang indah masih menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para pecinta olahraga hiking sampai saat ini, bukan hanya itu gunung teraktif di Indonesia ini banyak menyimpan cerita bagi para pendaki yang telah mencoba mendakinya.

Salah satu pendaki yang bernama Muhammad Ferlie Agustian menceritakan kisahnya dalam akun Instagramnya @mhmmdfrli.

Baca Juga: Baim Wong dan Paula Verhoeven di Kritik oleh Ridwan Kamil soal Citayam Fashion Week

Dia menceritakan Awal pendakian hingga mencapai puncak Merapi.

"Awal mula pendakian kita melalui jalur selo , karena jalur ini hanya satu satunya jalur yang bisa di gunakan dan favorit bagi para pendaki menuju pasar bubrah . .
Kami bertiga @arifbudiman996 @bale402 mulai pendakian jam 2 siang karena bertepatan dengan hari jumat .
.
Total pendakian g.merapi 4-5 jam menuju pasar bubrah , karena weekday suasana tidak terlalu ramai hanya ada beberapa pendaki. ujarnya, dilihat dari akun Instagram pribadinya @mhmmdfrli, Senin, 26 juli 2022.

Lanjutnya, Ferlie menceritakan peristiwa yang janggal selama berkemah di Pasar Bubrah.

"Jam 5 kita sampai di watu gajah sebelum pasar bubrah , kita beristirahat sambil berfoto-foto dan teman saya iqbal membuat video . Saya bercanda dengan mengganggu dia ,mungkin dia kesal lalu dia berucap "awas setan tong ngahalangan" dia sadar dengan apa yang ia katakan lalu dia kembali berdoa lalu berminta maaf .
.
Jam 6 selepas magrib kita tiba di pasar bubrah langsung mendirikan tenda dan beristirahat , disana cuma kita bertiga yang mendirikan tenda , mungkin kita berfikir kelompok lain akan datang dan menyusul mendirikan tenda jadi tidak begitu sepi karena di basecamp barameru memang ada beberapa pendaki yang naik juga .


Kita bertiga berbincang di dalam tenda sambil membuat makan malam , seketika teman saya iqbal mendengarkan ada suara gamelan . Dia mungkin merasa heran dengan ketinggian 2700 mdpl masih saja terdengar suara gamelan yang berada di desa yang begitu jauh , "hey rif kedenger ga suara gamelan ? " saya dan arif heran karena saya tidak mendengarkan suara apa apa . Lalu saya spontan berbicara ke iqbal , " udah bal biarin jangan di dengerin . Lalu dia mendengar suara itu terus menerus , lalu ia pamit keluar tenda untuk buang air kecil . Disaat itu juga dia melihat ada pendaki yang berjalan ke arah jalan puncak lalu mendirikan tenda " fey , rif ada kelompok lain datang alhamdulillah ga terlalu sepi nih " lalu saya dan arif keluar tenda dan melihat . "Mana bale ?? " pas ia menunjukan ke arah puncak dia juga heran kenapa pendaki itu tidak ada . .
Kita hiraukan kejadian itu lalu masuk lagi kedalam tenda . Di dalam tenda obrolan mulai kacau , teman saya arif bicara juga ngelantur . Arif bicara di tenda soal kematian dan beberapa kejadian yang mungkin akan terjadi.

Baca Juga: PEDAS, Komika Ernest Prakasa Komentari Baim Wong Setelah Daftarkan CFW ke HAKI

lalu ia mengajak solat dan selepas solat ia kembali berbicara kalo sudah melakukan ibadah mungkin akan lebih tenang dan serahkan segala sesuatu terhadap Allah swt .
.
Saya mulai agak aneh dengan kejadian ini karena saya sadar, pertama teman saya iqbal berbicara dengan asal .Memang dia yang hanya merasakan kejadian itu namun saya dan arif juga mulai tidak nyaman dan merasa takut .Kita terus berdoa dan berharap ada pendaki lain yang menginap disini . .
Jam set 10 akhirnya ada beberapa pendaki yang datang dan mendirikan tenda , disitulah kita bertiga bersyukur karena merasa ramai dengan kedatangan beberapa pendaki .
.
Malam pun berlalu dan keesokan harinya kita prepare dan bergegas pulang melanjutkan perjalanan ke bandung . Di kereta saya sempat menanyakan kejadian yang di alami oleh iqbal dan arif , dengan membaca beberapa artikel di internet tentang gunung merapi . Dan benar saja kejadian itu memang ada dan sempat di alami oleh pendaki lain seperti suara gamelan yang gaduh dan jin yang menyerupai pendaki lalu mengilang . Dan saya juga menanyakan ke arif , "rif sadar ga kalau semalam kamu ngomong apa aja ? Dia pun tidak sadar apa yang dia bicarakan , dia berbicara seolah olah dia reflex berbicara seperti itu," tuturnya.

Dalam postingan tersebut, Ferlie berpesan agar menjaga etika dan sopan santun ketika berkunjung ke suatu Wilayah, Baginya etika dan sopan santun modal utama bagi para pendaki dalam menghormati tempat yang di kunjungi.

"Dan memang kalau kita berkunjung ke suatu wilayah kita harus jaga etika dan sopan santun , karena di suatu tempat itu yang tinggal bukan hanya sekedar manusia kita juga berdampingan dengan makhluk halus."lanjutnya dalam akun instagram milik pribadinya.***

 

 

 

Editor: Iqbal Aulia

Tags

Terkini

Terpopuler